Memaparkan catatan dengan label Pedoman hidup. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Pedoman hidup. Papar semua catatan

07 April 2011

Al-kisah...99 langkah menuju kesempurnaan iman!

http://media.kenanaonline.com/photos/1234179/1234179948/1234179948.jpg?1295711708

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kejayaan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kejayaan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah kerana fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak zikir dan doa kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah kerna Allah dan berpisahlah kerna Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis / syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri / bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bersalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi SAW;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti bercakap yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang kerana pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan d! an kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekadar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

05 April 2011

Al-kisah...Akhir umur hidup!

Hadith:

NABI SAW bersabda, maksudnya: "Sesiapa yang mati pada masa ia dalam keadaan taatkan Allah, beramal soleh, maka ia dibangkitkan oleh Allah hidup kembali dengan keadaan yang menyukakannya; dan sesiapa yang mati pada masa ia dalam keadaan derhaka kepada Allah, berbuat jahat, maka ia dihidupkan kembali dengan keadaan yang mendukacitakannya."

Riwayat Jabir RA

Huraian Hadith:

Setiap perbuatan akan dibalas setimpal dengan segala perkara yang dilakukan. Sekiranya sewaktu hidup di dunia melakukan perkara yang baik dan meninggalkan perkara yang dilarang, pasti ganjaran pahala sedia menanti.

Sebaliknya, jika perbuatan-perbutan keji yang menjadi amalan hidupnya, catatan dosa pula sedia menanti. Ajal maut adalah ketentuan ilahi. Tidak terawal, atau terlewat, walaupun sedetik.

Insya-Allah pintu taubat masih terbuka, selagi nyawa belum sampai ke halkum. Sekiranya seseorang mati dalam keadaan beriman, dibangkitkan kelak dalam kedaan gembira.

Sebaliknya, apabila mati dalam keadaan derhaka, pasti dibangkitkan dalam keadaan mendukacitakan. Setiap orang dibangkitkan mengikut amalan masing-masing.

Sumber: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

12 Mac 2011

Al-kisah...Posisi ketika solat berjemaah!


Gambar diatas menunjukkan kedudukan betul antara imam dan makmum dalam sembahyang berjamaah. Klik gambar untuk paparan yang lebih besar.

Al-kisah...10 perkara yang tidak memberi manfaat!

http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2011/03/6finalisidolakecil2.jpg?w=307&h=180

http://www.kosmo.com.my/kosmo/pix/2008/0516/Kosmo/Hiburan/hi_04.2.jpg

http://selangor2u.com/blog/wp-content/themes/arthemia-premium/scripts/timthumb.php?src=/wp-content/uploads/2010/12/ajl25.jpg&w=560&h=350&zc=1&q=100

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQukg1pie8FpLoRvabnI1CPf840jrk7ARFVm84Y78WWpDununjS4Q

http://media.mit.net.my/photo/2/akademifantasia/aril7_res_4262009120555.JPG

http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2011/03/keskematianpenontonkelantansemasaperlawananseparuhakhirpertamakelantanlawanselangor2.jpg?w=308&h=199

http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2011/03/dsc00004.jpg?w=305&h=406

Gambar hanyalah hiasan dan renungan untuk membina jiwa-jiwa ke arah Peribadi Rasulullah SAW dan bermazhab Syafie.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan bahwa ada sepuluh hal yang tidak bermanfaat.

Pertama: memiliki ilmu namun tidak diamalkan.

Kedua: beramal namun tidak ikhlash dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga: memiliki harta namun enggan untuk menginfakkan. Harta tersebut tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat di dunia dan juga tidak diutamakan untuk kepentingan akhirat.

Keempat: hati yang kosong dari cinta dan rindu pada Allah.

Kelima: badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah.

Keenam: cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada perintah-Nya.

Ketujuh: waktu yang tidak diisi dengan kebaikan dan pendekatan diri pada Allah.

Kelapan: fikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat.

Kesembilan: pekerjaan yang tidak membuatmu semakin mengabdi pada Allah dan juga tidak memperbaiki urusan duniamu.

Kesepuluh: rasa takut dan rasa harap pada makhluk yang dia sendiri berada pada genggaman Allah. Makhluk tersebut tidak dapat melepaskan bahaya dan mendatangkan manfaat pada dirinya, juga tidak dapat menghidupkan dan mematikan serta tidak dapat menghidupkan yang sudah mati.

Itulah sepuluh hal yang melalaikan dan sia-sia. Di antara sepuluh hal tersebut yang paling berbahaya dan merupakan asal muasal segala macam kelalaian adalah dua hal yaitu: hati yang selalu lalai dan waktu yang tersia-siakan.

Hati yang lalai akan membuat seseorang mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga dia cenderung mengikuti hawa nafsu. Sedangkan menyia-nyiakan waktu akan membuat seseorang panjang angan-angan.

Padahal segala macam kerusakan terkumpul karena mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Sedangkan segala macam kebaikan ada karena mengikuti al huda (petunjuk) dan selalu menyiapkan diri untuk berjumpa dengan Rabb semesta alam.

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Rujukan: Al Fawa’id, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, hal. 108, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1425 H.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

18 Januari 2011

Al-kisah...5 golongan yang mengejar dunia!

Berbagai kesibukan dan pekerjaan yang dilakukan manusia demi mendapatkan makanan dan pakaian telah membuat mereka lupa akan diri mereka sendiri, tujuan utama kehidupan mereka dan tempat kembali mereka (akherat), hingga akhirnya mereka mendapatkan penyesalan. Akal mereka pun lemah untuk sampai kepada ma`rifatullah. Semua itu disebabkan oleh kesibukannya memburu dunia. Oleh karena itu golongan seperti ini dibagi menjadi beberapa kelompok :

1. Golongan yang didominasi oleh kebodohan dan kelalaian, sehingga mata mereka tidak terbuka untuk merenungkan akibat dari perbuatan mereka. Terbukti dengan perkataan mereka sendiri, “Tujuan utama kita dalam kehidupan yang hanya sebentar ini adalah berusaha keras untuk mendapatkan makanan. Setelah didapati kita makan hingga mendapat kekuatan untuk bekerja. Setelah mampu bekerja berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan makanan.” Perkataan ini menunjukkan bahwa tujuan hidup mereka adalah makan agar bisa bekerja kemudian mereka bekerja agar dapat makan. Ini adalah aliran orang yang tidak punya kenikmatan dan tidak punya pijakan agama. Mereka letih disiang hari untuk makan dimalam hari dan makan dimalam hari untuk bersusah payah disiang hari. Orang seperti ini bagaikan unta yang berjalan dipadang pasir yang mencari air dan rumput-rumputan agar dapat meneruskan perjalanannya hingga akhirnya mati ditengah padang pasir dalam keadaan lapar.

2. Golongan yang mengira bahwa tujuan utama manusia bukanlah bersusah payah untuk bekerja. Kebahagiaan itu terletak pada pelampiasan syahwat dunia yaitu syahwat perut dan kemaluan. Mereka menghabiskan waktu untuk mengejar wanita dan mengumpulkan berbagai makanan yang lezat. Mereka makan seperti binatang makan, mererka berhubungan badan seperti binatang berhubungan badan, dan mereka mengira apabila telah mendapatkan hal tersebut (makan dan berhubungan badan) berarti telah mencapai puncak kebahagiaan, hingga akhirnya mereka melupakan Allah dan hari akhirat.

3. Golongan yang mengira bahwa kebahagiaan terletak pada banyaknya harta dan simpanan kekayaan, sehingga mereka bersusah payah mengumpulkannya siang dan malam. Mereka melakukan perjalanan sepanjang siang dan malam hingga kelelahan, mondar-mandir melakukan berbagai pekerjaan berat hingga kesampaian, berusaha dan mengumpulkan kekayaan hingga mereka sendiri tidak memakannya kecuali sekedarnya saja. Hal itu karena mereka kikir dan takut hartanya berkurang. Mereka hanya menikmati dan mengumpulkan harta dan melihat hartanya yang berlimpah, walaupun mereka tidak sempat menikmatinya. Ketika mereka meninggal dunia, hartanya tetap tertimbun dibawah tanah (atau bank-pen) atau ditemukan oleh orang lain (atau jadi rebutan ahli waris-pen) yang memakannya dengan penuh syahwat dan kelezatan dan ia hanya mendapatkan keletihan. Lalu orang-orang yang sepertinya hanya menyaksikan dan memberikan belas kasihan tanpa dapat mengambil pelajaran dari kematian kawannya.

4. Golongan yang mengira bahwa kebahagiaan terletak pada nama baik, pujian dan penghormatan. Mereka rela mengurangi makanan dan minuman hanya untuk dapat membeli pakaian yang bagus dan kendaraan yang mewah. Mereka menghiasi pintu-pintu rumah dan sudut-sudut ruangan yang menjadi perhatian pandangan manusia agar dikatakan sebagai orang kaya. Memiliki harta banyak. Mereka mengira bahwa hal itu merupakan kebahagiaan. Perhatian utama mereka siang-malam adalah mendapatkan perhatian manusia.

5. Golongan yang mengira bahwa kebahagiaan terletak pada kedudukan dan kehormatan dikalangan manusia atau ketundukan manusia dan penghargaan mereka terhadap dirinya. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan simpati dari manusia. Mereka mengira dengan menjadi pemimpin akan membawa dirinya dihormati dan dipatuhi. Saat itulah puncak kebahagiaan yang dirasakan. Ini merupakan tipu daya syahwat yang sangat besar atas orang-orang yang lalai kepada Allah. Mereka menyibukkan diri agar orang lain tunduk kepadanya dan bukan berusaha agar ia tunduk kepada Allah dan taat beribadah kepada-Nya.

Apabila seseorang tidak rakus akan kehidupan dunia atau mengambil bagian dunia sekedar kebutuhannya (taqliil), maka ia akan terhindar dari tipu daya dunia dan akan banyak mengikat kehidupan akhirat (zikrul akhirat) dan perhatiaannya tercurah kepada persiapan menghadapi kehidupan akhirat. Akan tetapi apabila ia rakus terhadap kehidupan dunia, apa yang diperoleh melampaui batas keperluannya. Ia akan banyak mendapat kesibukan duniawi, dan satu urusan akan melahirkan urusan yang lain hingga akhirnya ia tidak ada waktu dan kemampuan untuk mengingat Allah.

17 Januari 2011

Al-kisah...Dunia untuk 7 golongan manusia!

http://www.moveed.com/data/media/43/CalmWater.jpg

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda :

1. “Dunia ini adalah tempat bagi orang yang tidak memiliki tempat (di akhirat).

2. Dunia adalah harta bagi orang yang tidak memiliki harta (di akhirat).

3. Dunia ini hanya akan ditumpuk-tumpuk oleh orang yang tidak sempurna akalnya.

4. Hanya orang yang tidak paham sajalah yang akan sibuk dengan kesenangan dunia.

5. Hanya orang yang tidak berilmu sajalah yang akan merasa bersedih karena dunia.

6. Hanya orang yang tidak memiliki nurani sajalah yang akan dengki dalam masalah dunia.

7. Hanya orang yang tidak punya keyakinan kepada Allah sajalah yang menjadikan dunia sebagai tujuannya.”

Hadits tersebut tidak melarang manusia untuk berusaha dalam mengurusi keduniawian, tetapi hendaknya tidak sampai melupakan urusan akhirat yang menjadi tujuan utama. Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda :

“Jika seseorang berusaha mencari nafkah untuk kepentingan anaknya yang masih kecil, maka dia berada di jalan Allah. Jika seseorang berusaha mencari nafkah untuk kepentingan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka ia berada di jalan Allah. Jika seseorang mencari nafkah untuk memenuhi ebutuhan dirinya agar tidak meminta-minta, maka ia berada di jalan Allah. Jika ada seseorang mencari nafkah dengan tujuan riya’ dan untuk bermegah-megahan, maka ia berada di jalan setan.” (HR. Thabarani).

Al-kisah...3 perkara yang meninggikan darjat manusia!

Membudayakan ucapan salam (di kalangan kaum muslim)

Suka memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar

Solat tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.

08 Januari 2011

Al-kisah...7 sumber pahala yang berterusan sehingga ke SYURGA!



www.news-all.com (60).JPG

Dari Anas RA berkata, tujuh perkara yang menyumbangkan pahala yang selepas mati :

1-Mereka yang membina masjid, tetap akan mendapat pahala selagi ada orang beribadat dalam masjid tersebut.

2-Mereka yang membina sistem pengairan, selagi ada manusia mengambil manfaat dari sistem pengairan tersebut.

3-Mereka yang menulis Al-Quran, selagi ada manusia membaca Al-Quran tersebut .

4-Mereka yang membina perigi atau tempat minuman, selagi ada manusia mengguna tempat tersebut.

5-Mereka yang bercucuk tanam, selagi ada manusia atau haiwan yang mengambil faedah daripadanya.

6-Mereka yang mengajar atau menyebarkan Ilmu berguna, selagi manusia beramal dengan ilmu yang disebarkan.

7-Mereka yang berjaya mendidik anak menjadi Insan Soleh, segala ibadat yang dilakukan anak yang soleh akan sampai pahala kepada kedua ibu bapanya.


07 Januari 2011

Al-kisah...MEROKOK menghapuskan segala pahala ibadat!

Sultan Awilya Syaikh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani
Diterjemahkan dari Mercy Oceans – Divine Sources.

BismillahhirRohamir Rohim

Saya bertanya kepada teman-teman yang baru menjadi muslim bagaimana dia berusaha sukses untuk hidup sebagai muslim. Dan dia menjawab: “Saya baik-baik saja, saya sudah mulai sholat dan puasa sesuai perintah Allah dan telah meninggalkan banyak perilaku larangan utama. Hanya satu masalah yang tersisa sampai sekarang adalah ketidakmampuan saya untuk berhenti merokok.”

Lihat, merokok dari sisi umum dan kebanyakan orang, khususnya sisi kaum muslim, mereka menganggap merokok sebagai sesuatu yang tidak atau sedikit berpengaruh pada karakter seseorang. Karena mereka menganggap kecil atau tidak berpengaruh pada kehidupan agama mereka, maka kaum muslim merokok lebih banyak dari kaum yang lain, bahkan mereka merokok seperti cerobong asap.

Saat anda menerima Islam, anda mampu meninggalkan semua perilaku yang paling sangat diharamkan, dan itu sangat baik, tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah. Apalagi langsung berubah setelah anda menerima kepercayaan Islam. Hanya satu masalah besar, kata anda, yaitu kecanduan anda pada tembakau, hingga merokok menguasai hati kalian, sampai tingkat tertentu dimana meninggalkan merokok adalah suatu perjuangan yang tidak mungkin anda menjadi pemenangnya.

GrandSyaikh Abdullah Faiz Ad-Daghistani qs (semoga Allah meredhai beliau) sering berkata bahwa merokok, meskipun tidak berarti menurut pandangan orang, sebenarnya pada kenyataan adalah salah satu kelemahan terbesar orang yang beriman, karena kebiasaan merokok membiarkan korbannya sama sekali kehilangan kekuatan untuk berkeinginan.

Rokok menjebak orang dan merusak kemauannya dengan suatu cara pasti, dimana kalau orang tidak bisa berhenti dari kebiasaan buruk merokok, maka suatu hari merokok akan memutusnya dari setiap kebaikan yang dilakukannya, bahkan dari ke Imanannya / kepercayaannya. Hal inilah yang menjadi alasan pokok untuk berhenti dari kebiasaan merokok diantara banyak alasan kuat lainnya.

Kalian harus meninggalkan kebiasaan merokok dengan segera dan selamanya sehingga kemauan akan tumbuh lagi, dan melindunginya untuk jatuh dalam control orang lain. Maksud saya dengan “lain”, adalah kemauan / keinginan rendah orang itu dan setan, yang berdiri di belakang sebagai penasihat kejahatan bagi ego. Siapapun yang tidak mampu menguasai dirinya akan beralih ke tangan nafsu binatangnya dan nafsu Setan, yang siap menghancurkan sisi manusia dari ruhani anda.

Allah Yang Maha Kuasa bersabda dalam Kitab Al Qur’an: “Oh Umatku, kalian akan melihat sesuatu sebagai hal yang tidak berakibat besar bagi kalian, tetapi dihadapanKu hal itu sangat berbahaya dan berakibat besar.” Sekarang merokok bagi kaum Muslim tampaknya tidak masalah, tapi di hadapan Allah Yang Maha Kuasa hal itu adalah suatu kelemahan fatal untuk orang yang beriman.

Merokok bagi orang yang beriman adalalah bagaikan kalian membiarkan lubang kecil di pintu yang dapat dilewati pencuri. Sekarang anda sudah menutup semua pintu-pintu untuk melakukan dosa besar yang dilarang Allah, tapi apa artinya kalau lubang kecil itu tetap ada? Apa maksud keberadaan sebuah pintu seperti itu? Lebih baik dibiarkan saja terbuka lebar untuk semua kebaikan yang akan masuk. Mungkin anda akan berkata: “Pintu itu tebal dan saya sudah menutup dan menguncinya dengan kuat, apalah arti sebuah lubang kecil, itu tidak masalah.”

Apa yang tidak masalah? Kalian bilang tidak masalah, tetapi lihat, pencuri dapat membuka pintu dengan memasukkan kawat melalui lubang tadi dan dia lari dengan mengambil semua hartamu! Maka, kalau seseorang membiarkan lubang seperti itu untuk masuk dan berkuasanya setan, maka ia akan mempertaruhkan kepercayaannya dan keimanannya dalam bahaya besar.

Maka saya berkata pada teman saya: Kamu telah meninggalkan begitu banyak larangan yang tidak disenangi Tuhan. Kamu telah mengunci semua pintunya, sekarang kamu harus berpikir apa yang bisa dilakukan soal lubang kecil di pintumu yang disebabkan rokok tersebut.

Al-kisah...10 gangguan SYAITAN ketika solat!

رد: (( الأذان أذن يا فتوكة )) .. يا ترى مش هتسيبي اللي في إيدك بقى وتقومي تصلي ؟

Antara gangguan itu adalah:


1) Berasa was-was ketika melakukan takbiratul ihram

Saat membaca takbiratul ihram, ‘Allahu Akbar’, seseorang akan berasa ragu-ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sah atau belum sah.

Sehingga dia mengulanginya sekali lagi dengan membaca takbir. Perasaan itu akan berterusan kadang-kadang sampai imam hampir rukuk.

Ibnu Qayyim berkata;

“Termasuk tipu daya syaitan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwuduk) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam solat”. Was-was itu membuat mereka terseksa.

2) Tidak memberi tumpuan ketika membaca bacaan dalam solat.

Sahabat Rasulullah, Uthman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu;

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan hadir dalam solatku dan membuat bacaanku salah.”

Rasulullah menjawab;

“Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib.

“Apabila kamu berasakan kehadirannya, ludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah. Aku pun melakukan hal itu dan Allah SWT gangguan itu dariku” (Hadis Riwayat Muslim).

3) Lupa jumlah rakaat yang dikerjakan

Abu Hurairah r.a berkata;

“Sesungguhnya Rasulullah bersabda yang bermaksud;

“Jika seorang daripada kalian solat, syaitan akan datang kepadanya untuk menggoda sampai mereka tidak tahu berapa rakaat yang dikerjakan. Apabila seorang daripada kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

4) Hadirnya fikiran yang memalingkan tumpuan

Abu Hurairah berkata;

“Rasulullah bersabda yang bermaksud;

“Apabila dikumandangkan azan solat, syaitan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan. Apabila muazin selesai azan, ia kembali lagi dan jika iqamat dikumandangkan dia berlari. Apabila selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang solat seraya berkata kepadanya."

"Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat! Sehingga orang itu tidak tahu berapa rakaat ia solat.” (Hadis Riwayat Bukhari).

5) Tergesa-gesa menyelesaikan solat

Ibnu Qayyim berkata;

“Sesungguhnya tergesa-gesa itu datang daripada syaitan, kerana tergesa-gesa adalah sifat gelabah yang menghalangi seseorang untuk berhati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya."

Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah. Pada zaman Rasulullah ada orang solat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah memerintahkannya untuk mengulanginya kerana solat yang ia kerjakan belum sah.

Rasulullah bersabda kepadanya;

“Apabila kamu solat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah daripada al-Quran yang mudah bagimu, lalu rukuklah sampai kamu benar-benar rukuk (thuma’ninah), lalu bangkitlah daripada rukuk sampai kamu tegak berdiri. Kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

6) Melakukan gerakan yang tidak perlu

Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat.

“Jangan bermain kerikil ketika solat kerana perbuatan itu berasal daripada syaitan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah”."

Orang itu bertanya;

“Apa yang dilakukannya?"

Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud.

“Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah SAW ” kata Ibnu Umar (Hadis Riwayat Tirmidzi).

7) Melihat ke kiri atau ke kanan ketika solat

Sedar atau tidak, jika seseorang itu melihat ke kiri atau ke kanan, itu akibat godaan syaitan yang menggoda. Kerana itu, selepas takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik iaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan dicuri syaitan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah beliau berkata;

“Saya bertanya kepada Rasulullah hukum melihat ketika solat”.

Rasulullah menjawab;

"Itu adalah curian syaitan atas solat seorang hamba.” (Hadis Riwayat Bukhari).

8) Menguap dan mengantuk

Rasulullah bersabda bermaksud;

“Menguap ketika solat itu daripada syaitan. Kerana itu, apabila kamu ingin menguap, tahanlah.” (Hadis Riwayat Thabrani).

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda;

“Ada pun menguap itu datangnya daripada syaitan, hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi boleh. Apabila ia berkata ‘ha…’ bererti syaitan tertawa dalam mulutnya” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

9) Bersin berulang kali ketika solat

Syaitan ingin mengganggu kekhusyukan solat dengan bersin sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud;

“Menguap dan bersin dalam solat itu daripada syaitan.” (Riwayat Thabrani)

Ibnu Mas’ud berkata;

“Bersin yang tidak disenangi Allah adalah yang terjadi dalam solat sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah. Hal itu tidak lain kerana syaitan memang ingin mengganggu solat seseorang dengan pelbagai cara.”

10) Terasa ingin buang angin atau buang air

Rasulullah bersabda yang bermaksud;

“Apabila seorang daripada kalian bimbang apa yang dirasakan di perutnya apakah keluar sesuatu daripadanya atau tidak, janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (Hadis Riwayat Muslim).

Berbahagialah orang Muslim yang selama ini terbebas daripada pelbagai macam gangguan syaitan dalam solat mereka. Semoga kita semua dibebaskan Allah daripada gangguan berkenaan.Bagi yang berasakan gangguan itu, sebahagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan syaitan terkutuk.

06 Januari 2011

Al-kisah...Akibat perbuatan kita!

 Previous image  Next image  Index page






www.news-all.com (478).JPG

‘Umar Radhiyallahu Anhu (RA) berkata :

1. “Barang siapa banyak tertawa, maka wibawanya sedikit.

Rasulullah SAW bersabda;

“Jauhilah olehmu banyak tertawa, sebab sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati dan bisa menghilangkan wibawa.” (Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu).

"Berkelakar itu merupakan makar(tipuan) setan yang akan mencelakakan sedikit demi sedikit dan merupakan tipuan hawa nafsu.”

’Umar bin ’Abdul ’Azis berkata;

“Janganlah kalian banyak bergurau senda, kerana banyak humor itu adalah suatu kebodohan yang akan melahirkan dendam dan bisa menjadikan hati keras.”

Al-Mawardi mengatakan dalam bait-bait syairnya;

Berkelakar itu awalnya manis

Tetapi berakhirnya dengan permusuhan yang sengit

Lelaki yang terhormat akan menghindarinya

Tetapi orang yang hina menyukainya.

2. Barang siapa suka meremehkan orang, maka dia tentu akan diremehkan orang lain.

3. Barang siapa memperbanyak sesuatu, maka dia akan dikenal dengan sesuatu itu.

Rasulullah SAW bersabda ;

“Sesungguhnya orang yang paling banyak dosanya pada hari Kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bicaranya tentang sesuatu yang tiada guna.” (HR. Ibnu Nashr).

“Lisan itu kelak akan disiksa dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada anggota tubuh yang lain. Selanjutnya, lisan itu berkata; ”Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah Engkau timpakan kepada anggota badan yang lain?” Maka dikatakan kepadanya : “Kerana telah keluar darimu ucapan yang bisa menggemparkan dunia di Timur dan di Barat, yang menyebabkan ditumpahkannya darah secara haram; dirampasnya harta secara haram; dan digaulinya farji secara haram. Oleh kerana itu, demi keagungan-Ku, maka Aku benar-benar akan menyiksamu dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada anggota badan yang lain, selain kamu (lisan).” (HR. Abu Nu’aim).

4. Barang siapa banyak bicaranya, tentu banyak pula dosanya.

5. Barang siapa banyak dosanya, maka tentu sedikit rasa malunya.

6. Barang siapa sedikit rasa malunya, maka sedikit pula sifat wara’nya.

Disebutkan bahwa salah seorang ahli paramasastra telah mengatakan bahwa kecerahan wajah adalah kerana rasa malunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan cerah kerana siraman airnya. Shalih ’Abdul Quddus telah mengatakan melalui bait-bait syair berikut ;

Bila air muka berkurang, berkurang pula rasa malunya

Tiada kebaikan pada wajah bila kehilangan air mukanya

Peliharalah rasa malumu, kerana tiada lain perbuatan yang mulia itu

Hanyalah dilihat dari rasa malunya.

7. Barang siapa sedikit sifat wara’nya, maka hatinya akan mati.”

05 Januari 2011

Al-kisah...Israfil pun tidak tahu bila KIAMAT!

Umat Islam dinasihat tak terpengaruh ramalan kehancuran bumi dilanggar planet Nibiru.

PLANET Nibiru diramalkan akan melanggar bumi pada 2012. Insiden ini akan mengakibatkan kemusnahan yang teruk kepada bumi. Ada yang mengaitkan peristiwa ini dengan hari kiamat atau sekurang-kurangnya tanda-tanda hari kiamat.

Idea perlanggaran planet Nibiru dikemukakan sejak 1535 oleh seorang ahli falsafah Perancis, Notramadus. Idea asalnya peristiwa ini akan berlaku pada 2003, namun tertunda hingga ke 2012. Kiraan ini dibuat berdasarkan kiraan kalendar kaum Mayan dari Amerika Tengah. Tarikh kalendar ini berakhir pada 21 Disember 2012, oleh yang itu perlanggaran ini akan berlaku sebelum tarikh akhir kalendar ini.

Ini maklumat popular yang dinukil sebahagian besar media, baik akhbar bercetak mahupun internet. Bahkan lebih daripada itu, sejak 15 tahun yang lalu banyak tulisan dan buku diterbitkan membincangkan peristiwa 2012 ini. Termasuk dalam negara kita, buku bertema subjek ini mendapat sambutan hangat dan berjaya menduduki carta buku paling laris di rumah penerbitan dan rangkaian kedai buku utama.

Peristiwa planet Nibiru ini tidak sedikit menimbulkan polemik dan keresahan dalam kalangan umat manusia, termasuk rakyat Malaysia. Sehinggakan hal ini terpaksa dijelaskan pada persidangan Dewan Negara. Dilaporkan Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Dr Maximus Ongkili ketika berucap memberitahu dakwaan planet Nibiru akan melanggar bumi dan menyebabkan kerosakan teruk pada 2012 adalah tidak benar. Bahkan kewujudan Nibiru pun masih diragui.

Bahkan Ketua Unit Penyelidikan Sains Angkasa, Agensi Angkasa Negara (ANGKASA) Tuan Mohd Fairos Asilan menjelaskan jika benar Nibiru akan melanggar bumi pada 2012, sudah tentu ia sangat hampir dengan bumi dan kita sudah lama mengesannya.”

Ramalan mengenai Nibiru termasuk perkara akan datang yang termasuk dalam hal yang ghaib. Tentu saja Allah yang lebih mengetahui semuanya. Belum ada siapa yang boleh menentukan secara tepat esok hujan atau tidak, sekalipun keadaan awan sangat mendung. Banyak kali juga terjadi awan mendung, tidak hujan. Begitu juga sebaliknya. Inikah pula menentukan sesuatu yang besar seperti perlanggaran planet atau hari kiamat. Untuk urusan dunia seperti ini, seharusnya dikembalikan kepada pakar dalam bidangnya seperti ahli astronomi.

Perkara kedua yang perlu diberi perhatian ialah mengaitkan sesuatu peristiwa sebagai hari kiamat atau tanda kiamat. Perkara ghaib dan hari kiamat (termasuk tanda-tandanya) ialah sebahagian daripada Rukun Iman. Salah faham mengenai perkara ini memberi natijah yang besar kepada diri seorang Muslim, kerana ia menentukan hujung-hujungnya di syurga atau kekal di neraka.

Justeru, bilakah kiamat? Soalan ini ditanya oleh seorang lelaki Arab Badwi kepada Nabi seperti yang dilaporkan oleh sahabat, Abu Hurairah.

“Suatu hari seorang lelaki Arab Badwi datang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW;

“Bilakah hari kiamat?”

Ketika itu Nabi SAW sedang berucap, dan tidak mengendahkan soalan itu. Namun setelah tamat berucap Nabi SAW berkata;

“Manakah orang yang bertanya mengenai hari kiamat tadi?”

Lelaki itu berkata: “Aku wahai Rasul Allah”.

Nabi SAW menjawab: “(Kiamat akan datang) Apabila amanah telah disia-siakan”.

Orang itu bertanya lagi mendapatkan penjelasan;

“Bagaimanakah mensia-siakan amanah itu?”

Nabi SAW menjawab;

“Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” – (Maksud Hadis Bukhari dan Ahmad)

Hadis ini dan juga banyak hadis menjelaskan bahawa Nabi SAW sendiri tidak mengetahui bila hari kiamat akan berlaku secara tepat. Bahkan malaikat yang bertugas meniup sangkakala (trumpet) ketika hari kiamat juga tidak mengetahui bilakah hari kiamat. Nabi menjelaskan dalam satu hadis Malaikat Israfil tertunggu-tunggu arahan daripada Allah untuk meniup sangkakala.

“Bagaimana boleh aku berasa tenteram dan tenang, sementara Malaikat Israfil telah meletakkan trumpet ke dalam mulutnya, menumpukan perhatian dan memusatkan pendengarannya sambil menunggu perintah untuk meniupnya…” – (Hadis Tirmizi)

Jelas berdasarkan bukti daripada al-Quran dan Sunnah, tiada siapa mengetahui bila terjadinya kiamat melainkan Tuhan yang mencipta alam ini, Allah.

Namun Islam tidak meninggalkan umatnya terkontang-kanting tanpa panduan untuk menghadapi hari kiamat. Nabi banyak sekali menceritakan kepada sahabatnya mengenai tanda akan berlaku hari kiamat. Antara kepentingan dan hikmah mengetahui tanda kiamat ini ialah supaya umat Islam bersedia dengan ilmu dan amal yang cukup dan berusaha untuk tidak membabitkan diri dalam tanda-tanda itu.

Salah satu daripadanya seperti yang dijelaskan dalam hadis sebelum ini, Nabi mengatakan;

“Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat”.

Antara urusan umat akhir zaman yang diserahkan kepada bukan ahlinya ialah urusan pemimpin (umara) dan ulama. Begitu ramai manusia yang bercita-cita dan mencalonkan dirinya menjadi pemimpin. Hari ini hampir semua profesion mengidamkan jawatan pemimpin baik penjawat awam, peniaga, posmen, suri rumah, remaja sehinggalah orang yang belajar agama. Pendek kata, tidak ada orang yang mengidamkan jawatan pemimpin melainkan sedikit saja.

Begitu juga halnya dengan gelar ulama atau ahli ilmu. Nabi SAW pernah berkata;

“Ada tiga hal yang termasuk tanda-tanda kiamat, salah satunya ilmu diambil daripada orang kecil (bodoh).” – (Kitab Zuhd, Abdullah Al-Mubarak)

Sahabat Abdullah bin Mas’ud menjelaskan;

“Manusia akalan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengambil ilmu daripada kalangan sahabat Muhammad dan tokoh (ulama) mereka. Jika mereka mengambil ilmu daripada orang kecil (ahli bidaah) dan hawa nafsu mereka bercerai-berai, maka mereka akan binasa.”

Wallahualam.

Al-kisah...Jangan lenyapkan 3 perkara penting ini dalam kehidupan!

http://www.forjawal.com/Pocketpc/index.files/Wallpaper%20iphone/1_112UA3N.jpg

1-Tomakninah atau melakukan sesuatu perkara dengan tenang.

-الأمل

2-Mempunyai cita-cita.

-والصدق

3-Bersikap benar.

03 Januari 2011

Al-kisah...Kelebihan SILATURRAHIM!


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs079.ash2/37285_109075965810634_100001246927309_74565_5610389_n.jpg

Abul Laits berkata;

“Jika seorang itu dekat dengan kerabatnya maka hubungan kerabat itu berupa hidayah-hidayah dan ziyarah, jika tidak dapat membantu dengan harta, maka cukup dengan tenaga, jika jauh maka hubunginya dengan surat menyurat dan jika dapat mendatangi maka itu lebih utama."

Ketahuilah bahawa silaturrahim itu mengandungi10 keuntungan iaitu:

  • Mendapat keredhaan Allah SWT sebab Allah SWT menyuruh silaturrahim
  • Menggembirakan mereka kerana ada hadis yang mengatakan bahawa seutama-utama amal ialah menyenangkan orang mikmin
  • Kegembiraan malaikat kerana malaikat senang dengan silaturrahim
  • Mendapat pujian kaum muslimin
  • Menjengkelkan iblis laknatullah
  • Menambah umur
  • Menjadi berkat rezekinya
  • Menyenangkan orang-orang yang telah mati kerana ayah dan nenek-nenek itu senang jika anak cucunya bersilaturrahim
  • Memupuk rasa cinta di kalangan kekeluargaan sehingga suka membantu bila memerlukan bantuan mereka
  • Bertambahnya pahala jika ia mati sebab selalu diingati kepadanya jika telah mati dan mendoakan kerana kebaikannya

22 September 2010

Al-kisah...Tanda-tanda hidup celaka!

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs102.ash2/38463_1397784856994_1003420122_30906961_3241134_n.jpg

11 tanda kehidupan yang celaka :

  • Rakus untuk mengumpul harta
  • Semangatnya hanya dalam pemuasan nafsu syahwat dan kelazatan dunia
  • Banyak bicara dan keji mulut
  • Gopoh dalam menunaikan solat
  • Makan dari sumber yang haram dan syubhat serta bersahabat kepada orang-orang jahat
  • Biadab dan tidak berbudi
  • Sombong dan berlagak
  • Tidak berbudi dan tidak suka menolong
  • Tidak kasih kepada kaum muslimin
  • Bakhil dan kikir
  • Lupa akan mati, sebab bila ia ingat akan mati maka ia tidak akan menimbun makanan dan tidak ada rasa belas kepada kaum muslimin.

Al-kisah...Tanda-tanda bahagia hidup!

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs218.snc4/39218_149924398358405_100000225370124_479234_8692_n.jpg

10 tanda kebahgiaan di dalam kehidupan :

  • Tidak rakus kepada dunia dan benar-benar ingin kepada akhirat
  • Sentiasa berminat kepada ibadat dan mempelajari Al-Quran
  • Sedikit bicara kecuali perlu
  • Menjaga sembahyang yang lima waktu
  • Bertawadhuk, merendah diri dan tidak sombong
  • Bersahabat dengan orang-orang solihin
  • Menjauhkan diri dari haram, sedikit atau banyakAlign Center
  • Sentiasa bersifat pemurah dan baik
  • Kasih sayang kepada semua makhluk
  • Selalu ingat kepada mati

04 September 2010

Al-kisah...Jalan menuju kesempurnaan iman!


01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Bersabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila membuat perancangan;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati tenggelam dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan cemburu dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri hati di atas kejayaan orang;
10. Jangan sombong kalau memperolehi kejayaan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur kerana kezaliman;
14. Jangan goyah kerana fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri daripada dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Perbanyakkan berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu';
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyakkan zikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah;
33. Berlatihlah mengawal fikiran
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila tidak dapat dipenuhi kerana sesuatu sebab ;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis / syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlalu takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlalu takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
42. Berlakulah adil dalam segala urusan;
43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
46. Perbanyakkan silaturrahim;
47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
48. Bicaralah secukupnya;
49. Beristeri / bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
53. Sediakan waktu untuk bersama dengan keluarga;
54. Makanlah secukupnya, tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
55. Hormatilah guru dan ulama;
56. Sering berselawat ke atas nabi;
57. Cintai keluarga Nabi saw;
58. Jangan terlalu banyak berhutang;
59. Jangan terlalu mudah berjanji;
60. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah sementara;
61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengucapkan ungkapan yang tidak berguna;
62. Bergaullah dengan orang-orang soleh;
63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
66. Jangan berdendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
67. Jangan membenci seseorang kerana fahaman dan pendiriannya;
68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
69. Berlatih untuk berterus-terang dalam menentukan sesuatu pilihan
70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah merekayang mendapatkan kesulitan.
71. Jangan melukai hati orang lain;
72. Jangan membiasakan berkata dusta;
73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita;
77. Jangan membuka aib orang lain;
78. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita;
79. Ambilah pengajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
81. Jangan bersedih kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya;
82. Jadilah manusia yang selalu berbakti kepada agama, bangsa dan negara;
83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
85. Berkatalah yang baik-baik atau jangan berkata apa-apa;
86. Hargai pemberian orang;
87. Jangan habiskan waktu untuk hiburan dan kesenangan;
88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan batas-batas agama dan keadaan diri kita;
90. Jangan berbuat sesuatu yang boleh menyebabkan fizikal atau mental kita terganggu;
91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
94. Jangan cepat percaya kepada berita buruk berkaitan dengan teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
96. Sambutlah huluran tangan setiap orang (muhrim) dengan penuh keakraban dan keramahan
dan tidak berlebihan;
97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
98. Waspadalah akan setiap ujian, dugaan dan cabaran. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
99. Yakinlah bahawa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan
akan melahirkan kerosakan;
100. Jangan berjaya di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang.

03 September 2010

Al-kisah...Kesilapan ketika bersembahyang!


Rapatkan saf. Bahu hendaklah rapat antara satu sama lain. Pastikan buku lali anda selari dengan orang disebelah anda.


Lafaz niat dan takbir yang kuat oleh makmum yang tiba lewat (masbuk) adalah satu kesilapan yang biasa kita lihat di mana-mana masjid atau surau sekarang.


Bau nafas yang busuk terutama kepada yang baru lepas menghisap rokok merupa gangguan ketika sembahyang . Begitu juga dengan bau stokin atau baju yang lama tidak dibasuh. Ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengutamakan kebersihan pada setiap waktu.

Align Center
Jangan terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Seperti gambar di atas ketika imam hampir menghabiskan bacaan Fatihah, makmum masih lagi dalam keadaan sujud pada rakaat sebelumnya.


Menguap ketika sembahyang adalah tidak digalakkan. Adakah anda akan menguap ketika berurusan dengan seseorang semasa bekerja? Sudah tentu tidak. Apatah lagi bila anda sedang berhadapan dengan Allah sudah tentu sesuatu yang tidak sepatutnya anda lakukan.


Mulakan barisan baru di barisan berikutnya bermula di belakang imam. Bermula dari hujung adalah salah.


Imam membaca kuat dan anda mendengarnya. Bukan anda yang baca kuat dan mengganggu makmum yang lain.

Al-kisah...Ruginya wanita yang menolak perkahwinan!

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs208.snc3/21558_315345558227_147294428227_4946345_4104669_n.jpg

Sepertimana yang diberitakan kepada kita oleh akhbar Berita Harian, hari ini terdapat segolongan wanita yang menolak perkahwinan. Antaranya memandang perkahwinan sebagai satu bebanan yang menyekat kebebasan. Bila berkahwin, kuasa mutlak dalam menentukan hidup berubah dan terpikul pula dengan kerja-kerja mengurus rumahtangga dan anak-anak.

Justeru itu ramai yang lebih rela jadi andartu walaupun pada hakikatnya, ianya tidak dapat memberi kebahagiaan pada jiwa. Ada juga yang tidak berkahwin disebabkan terlalu memilih calon yang sekufu dan ada yang tidak sempat memikirkan perkahwinan kerana terlalu sibuk dengan tugas-tugas dan karier kerjanya.

Sebelum ini saya ada memberi pandangan bagaimana hendak menyelesaikan masalah andartu. Kali ini saya akan dedahkan pula tentang kerugian wanita yang tidak mahu bekahwin; tetapi bukan kepada wanita yang tidak berkahwin kerana tiada jodoh. Kalau sudah tidak ada jodoh, wanita tersebut tidak boleh dipersalahkan kerana sudah takdir menentukan demikian. Masalahnya sekarang, terdapat wanita yang ada peluang berkahwin tetapi menolak dengan alasan-alasan sepertimana yang saya sebutkan di atas tadi.

Perkembangan tentang wanita yang tidak gemar berkahwin bukan sahaja berlaku di dalam masyarakat bukan Islam tetapi juga berlaku di kalangan masyarakat Islam. Sikap demikian bukan sahaja bertentangan dengan kehendak ajaran Islam yang menggalakkan perkahwinan tetapi juga bertentangan dengan fitrah semulajadi manusia yang hidupnya memerlukan pasangan. Bahkan sunnatullah kejadian manusia, ada lelaki dan ada wanita yang saling memerlukan antara satu sama lain. Ibarat talian elektrik yang memerlukan positif dan negatif untuk melahirkan cahaya.

Di Malaysia, walaupun terdapat di dalam masyarakat Islam sikap memilih hidup membujang tetapi tidak begitu berleluasa seperti di barat. Sungguh pun demikian pada pandangan Islam, orang yang tidak berkahwin dianggap jelek. Menyerupai para pendita Kristian. Golongan ini juga tidak akan mendapat kesempurnaan dalam agama dan mengalami kerugian di dunia dan di akhirat.

Kejelekan tidak berkahwin khususnya bagi kaum wanita, adalah lebih banyak berbanding dengan lelaki. Kerana umumnya bagi kaum wanita, pintu syurga lebih banyak bermula dan berada di sekitar rumahtangga, suami dan anak-anak. bagi kaum wanita, untuk mendapat maqam salehah dan menjadi ahli syurga di akhirat adalah amat mudah. Ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w.:

Sekiranya seorang wanita dapat melakukan empat perkara iaitu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga maruah dan taat kepada suami maka masuklah syurga mana-mana yang ia kehendaki.

Sekiranya seorang wanita itu tidak berkahwin, ia tidak akan dapat mencapai kesempurnaan pada maqam yang keempat. Walau sehebat mana sekalipun ia bersembahyang, berpuasa dan menjaga maruah, wanita yang tidak berkahwin tidak akan mendapat kelebihan pada mentaati suami. Sedangkan kelebihan mentaati suami mengatasi segala-galanya bagi seorang wanita, sehinggakan redha Allah SWT pun bergantung kepada redha suami.

Selain daripada itu di antara kelebihan wanita yang berkahwin bahawa ia akan diberi pahala seperti pahala jihad fisabilillah di kala mengandung. Apabila ia menyusukan anak maka setiap titik air susu akan diberi satu kebajikan. Berjaga malam kerana mengurus anak akan diberi pahala seperti membebaskan 70 orang hamba. Wanita yang berpeluh kerana terkena bahang api ketika memasak untuk keluarganya akan dibebaskan daripada neraka. Bagi wanita yang mencuci pakaian suminya akan diberi 1000 pahala dan diampuni 2000 dosa. Lebih istimewa lagi ialah bagi wanita yang tinggal di rumah kerana mengurus anak-anak akan dapat tinggal bersama-sama Rasulullah s.a.w di syurga kelak.

Bahkan wanita yang rela dijimak oleh suami juga akan mendapat pahala dan lebih hebat lagi bagi wanita yang mati kerana bersalin akan mendapat pahala seperti pahala syahid. Semua kelebihan-kelebihan ini tidak akan dapat diperolehi bagi wanita yang menolak perkahwinan. Malah di dunia akan selalu berada di dalam fitnah dan di akhirat menjadi golongan yang rugi. Oleh itu wanita dianjurkan berkahwin apabila telah menemui pasangan yang sekufu. Yang dimaksudkan sekufu yang utama ialah dari segi iman, walaupun lelaki tersebut telah berkahwin. Sabda Rasulullah SAW:

Apabila datang kepada kamu lelaki yang beragama dan berakhlak maka kahwinlah dia, kalau tidak akan timbul fitnah dan kebinasaan.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau ia telah berkahwin?” Jawab Baginda s.a.w, “Kahwinilah juga ia (diulang sebanyak tiga kali).”

Begitulah besarnya pahala bagi wanita yang berkahwin. Tidak perlu bersusah-payah untuk keluar rumah seperti kaum lelaki atau berslogan seperti kebanyakan wanita hari ini. Hanya dengan duduk di rumah sebagai seorang isteri dan ibu sudah memperolehi banyak pahala. Kalau suami redha dengan perlakuan seorang isteri itu maka akan terus masuk syurga tanpa melalui kesukaran. Nikmat ini tidak akan dapat diperolehi oleh wanita yang menolak perkahwinan kerana dia telah menolak untuk menjadi calon wanita salehah yang berada di bawah naungan suami.

01 September 2010

Al-kisah...Kajian; Kenapa haiwan mesti disembelih sebelum makan!



Barat termasuk aktivis hak asasi haiwan menganggap perbuatan menyembelih haiwan yang dilakukan umat Islam mempamerkan sikap tidak berperikemanusiaan kerana banyak darah tertumpah ke bumi terutama ketika amalan korban pada Aidiladha.

Malah, ketika kempen keganasan sibuk dilancarkan oleh Barat, mereka menggunakan alasan amalan korban ini sebagai satu daripada hujah mereka bagi membuktikan betapa Islam mengajar umatnya menjadi ganas.

Di Barat, undang-undang mereka memperuntukkan supaya haiwan dikenakan kejutan elektrik di kepala sebelum dibunuh, kononnya bagi memastikan haiwan itu pengsan terlebih dulu sebelum ia dibunuh.Selain itu, kononnya tindakan mereka itu bertujuan untuk menghalang binatang berasa sakit sebelum ia mati.Tetapi sekali lagi apakah pandangan Barat ini benar?

Pendirian Islam mengenai apa yang boleh dimakan dan apa yang diharamkan adalah jelas terutama membabitkan daging.

Dalam Surah al-Maidah ayat 5, Allah menyatakan:
“Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai, dan darah, dan daging babi, dan binatang-binatang yang disembelih kerana yang lain dari Allah, dan yang mati tercekik, dan mati dipukul, dan mati jatuh, dan mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan yang disembelih atas nama berhala.” (Tafsir al-Rahman, Jakim).


Babi satu-satunya binatang yang tidak mempunyai leher

Selain itu, Islam juga mengharamkan memakan daging haiwan tanpa disembelih seperti mencucuk leher, menghempap dengan batu atau cara selain daripada sembelihan. Islam mengajar supaya sembelihan dilakukan dengan pisau tajam bagi memotong bahagian leher untuk memutuskan dua urat utama atau urat mareh. Kaedah ini dikaji pakar Jerman. Pakar itu, Profesor Wilhelm Schulze dan rakannya, Dr Hazim di Sekolah Perubatan Veterinar, Universiti Hannover, Jerman, mencari kaedah terbaik proses mematikan haiwan bagi mendapatkan daging yang bersih dan segar.

Kajian itu bertajuk, `Cubaan untuk mengesan kesakitan dan rasa sedar mengikut kaedah konvensional dan agama ketika menyembelih lembu atau kambing’, menyimpulkan kaedah Islam terbaik kerana lebih berperikemanusiaan. Mereka menyimpulkan bahawa amalan mengenakan kejutan elektrik ke atas haiwan sebelum dibunuh seperti yang diamalkan oleh Barat, mendatangkan kesakitan yang amat sangat pada haiwan.

Dalam kajian itu, beberapa alat pengesan dipasang di pelbagai tempat pada otak haiwan. Alat itu dimasukkan menerusi pembedahan khas dan haiwan terbabit dibiarkan untuk pulih selama beberapa minggu.Beberapa ekor haiwan itu disembelih mengikut kaedah Islam menggunakan tindakan pantas, memotong urat leher dengan pisau tajam. Beberapa ekor haiwan lain dibunuh mengikut kaedah barat menggunakan Pistol Kejutan (CBP).

Ketika ujian dijalankan, rekod electroencephalograph (EEG) dan electrocardiogram (ECG) dicatatkan bagi mengetahui keadaan otak dan jantung semua haiwan terbabit ketika proses penyembelihan dan kaedah CBP. Hasil ujian mendapati menurut kaedah Islam, tiga saat pertama ketika disembelih, EEG tidak mencatatkan sebarang perubahan pada graf sama seperti sebelum penyembelihan.

Keadaan itu membayangkan bahawa haiwan itu tidak berasa sebarang kesakitan ketika atau sebaik saja pisau memotong urat leher terbabit. Untuk tiga saat kedua, EEG mencatatkan keadaan tidur lena atau tidak sedar diri. Ini disebabkan banyak darah mengalir keluar dari badan.

Selepas enam saat, EEG mencatatkan paras sifar, menunjukkan haiwan itu tidak merasai sebarang kesakitan. Ketika mesej otak (EEG) jatuh ke paras sifar, jantung masih mengepam dan badan haiwan masih dapat bergerak akibat tindak balas daripada saraf tunjang, menyebabkan semua darah keluar dari badan haiwan menghasilkan daging yang selamat untuk dimakan, menurut penyelidikan itu.

Bagaimanapun, ketika mengkaji kaedah CBP, haiwan dikesan terus pengsan sebaik saja menerima tembakan CBP dan EEG menunjukkan bacaan amat sakit pada haiwan itu.Jantung haiwan itu berhenti berdenyut lebih awal selepas terkena kejutan berbanding haiwan yang disembelih. Keadaan itu menyebabkan banyak darah masih terkumpul dalam daging dan ia sebenarnya tidak selamat untuk dimakan.

Kajian terbaru juga menunjukkan kaedah mematikan haiwan yang digunakan oleh Barat dan bukan Islam, turut dikatakan menjadi punca kepada penularan wabak penyakit lembu gila daripada haiwan kepada manusia.Kaitan ini didedahkan menerusi kajian yang dijalankan oleh Universiti Texas A&M dan Agensi Pemeriksaan Makanan Kanada. Ia menyatakan, kaedah kejutan pneumatik (iaitu menembak bola besi ke otak lembu diikuti dengan mengenakan tekanan udara tinggi) menyebabkan kerosakan tisu otak serta saraf tunjang haiwan itu.

Laporan ini amat menggemparkan kerana tisu otak dan saraf tunjang adalah bahagian yang paling terjejas teruk kerana dijangkiti penyakit lembu gila dan apabila ia hancur akibat kaedah berkenaan, bakteria serta protein penyakit lembu gila akan merebak ke daging.Malah, lebih menggemparkan, kaedah ini digunakan ke atas 30 hingga 40 peratus lembu yang dimatikan untuk diambil dagingnya di Amerika Syarikat.Kajian lain yang dijalankan di seluruh dunia juga mendapati daging menjadi lebih lembut berbanding daging yang tidak disembelih menurut Islam seperti ujian yang dijalankan ke atas ayam sembelih dan tidak sembelih.

Kajian terbabit jelas membuktikan bahawa penyembelihan menurut kaedah Islam adalah cara yang terbaik bukan saja untuk kebaikan haiwan itu sendiri tetapi juga memberi manfaat kesihatan kepada manusia. Selain itu, Islam mengenakan beberapa langkah lain bagi memastikan penyembelihan ini dapat disempurnakan dengan lebih baik.

Dalam aspek ini, Nabi Muhammad SAW pernah mengarahkan supaya sentiasa belas kasihan terhadap haiwan dengan memastikan pisau yang digunakan benar-benar tajam bagi mengurangkan rasa sakit.Islam menjelaskan, proses menyembelih perlu dilakukan dengan pantas bagi memutuskan salur darah ke saraf otak kerana saraf ini yang menghantar mesej kesakitan kepada otak.

Dengan itu, haiwan tidak akan berasa sakit ketika disembelih. Pergerakan dan kekejangan yang berlaku selepas haiwan itu disembelih, bukan akibat kesakitan tetapi akibat denyutan diikuti keadaan tenang. Proses itu menyebabkan darah dikeluarkan dari badan sepenuhnya, kata Dr Aisha El-Awady, yang menulis dalam Islamonline pada 2003.

Selain itu, Sunnah Nabi Muhammad SAW juga menegaskan, adalah tidak wajar seseorang penyembelih, menajamkan pisaunya di depan haiwan yang akan disembelih atau menyembelih seekor haiwan itu di depan haiwan lain. Menjelaskan lagi proses penyembelihan Islam, Dr Aisha menyatakan, kaedah Islam juga memastikan saluran udara, kerongkong dan dua urat leher dipotong tanpa menjejaskan saraf tunjang.

“Kaedah ini membolehkan darah keluar membuak-buak dari badan haiwan dan menghasilkan daging yang bersih.Jika saraf tunjang terputus, fiber saraf ke jantung akan rosak menyebabkan jantung terhenti dan darah akan terkumpul di dalam daging. Darah perlu dikeluarkan sepenuhnya sebelum kepala dicerahkan. Keadaan ini akan membersihkan daging itu kerana darah bertindak sebagai perantara kepada mikro organisma,” kata Aisha dalam kajiannya.

Dengan bukti ini, seharusnya aktivis hak asasi Barat berkempen supaya menggunakan kaedah Islam ketika proses penyembelihan serta mensasarkan kecaman mereka terhadap kaedah selain daripada Islam yang terbukti kejam dan tidak berperikemanusiaan.