14 Ogos 2010

Al-kisah...Orang kaya segera!

Dulu Indra Tamang hanya merupakan seorang remaja biasa. Hanya anak kepada keluarga petani miskin di Nepal. Dia tinggal di kampung yang tiada kemudahan air bersih dan elektrik. Berkat ketekunan dan kesetiaan kapada majikan membuat Indra Tamang kini memperoleh rezeki besar iaitu menjadi Orang Kaya Baru di Amerika.

Di waktu kecilnya, Indra mengalami hidup yang susah.Tidak tahan terus hidup melarat, Indra memberanikan diri mengadu nasib di ibu kota Katmandu dan diterima sebagai pelayan di restoran sebuah hotel.

Di sini nasib baik menghampirinya. Dia bertemu Charles Henri Ford, seorang jutawan Amerika yang mengambil Indra sebagai pembantu peribadinya. Hampir 40 tahun kemudian, nasib baik kembali menghampirinya, dan kali ini dengan skala yang jauh lebih besar. Dia mendapat warisan dari Ruth Ford, seorang janda tua yang tidak lain adalah adik majikannya, Charles Ford. Harta yang diwarisinya bukan main-main, dua unit apartment di sebuah kawasan terkenal di New York bernilai US$4.5 juta , koleksi seni asal Rusia berharga US$1 juta dan banyak yang lainnya.

Selama 36 tahun, kakak beradik Ford rupanya sangat menyayangi Indra, yang kini berusia 57 tahun. Ruth memanggilnya dengan nama khas “Indra Darling.” Lebih gila lagi, sesaat sebelum meninggal pada Ogos tahun lalu di usia 98 tahun, Ruth tidak meninggalkan harta apa pun bagi anak perempuannya (hubungan mereka dikenali tidak harmoni), mahupun untuk dua cucunya. Seluruh warisan Ruth diperuntukkan bagi Indra. Rezeki dari langit itulah yang membuat wartawan Associated Press, Verena Dobnik, menelusuri latar belakang Indra.

Dia termangu, bagaimana boleh seorang anak miskin yang hanya berbicara dalam bahasa Nepal, mampu berkelana dan kini menjadi jutawan baru Amerika? Dari pencariannya, Dobnik pun mendapat ceritanya. Charles Henri Ford adalah seorang penulis kelahiran Mississippi sekaligus jurufoto dan aktivis kaum homoseks yang terkenal pada dekad 1960an.Terkesan dengan Indra saat melayannya di restoran di Katmandu itu, Charles kemudian mengambil dan mengupah Indra pada 1973 di rumahnya di Katmandu.

Awalnya, Indra diberi tugas membeli barang-barang keperluan asas, memasak, dan menghantar surat. Kemudian, Charles mengajar Indra cara menggunakan kamera. Sejak itu tugasnya bertambah menjadi pembantu jurufoto Charles. Kerana sayangnya kepada Indra, Charles lalu mengangkatnya sebagai anak angkat. Akhirnya, Indra dibawa melancong ke banyak tempat. Dan ada suatu ketika, Charles bersama Indra dan seorang temannya sama-sama berkelana. Memandu Volkswagen mereka melancong dari Istanbul, Turki, menuju Katmandu melalui Iran, Afganistan, Pakistan dan India.

Di Paris, Indra belajar bahasa Prancis atas tanggungan Charles. Ketika cuti, mereka berdua berehat di rumah Charles yang lain di Pulau Kreta, Yunani. Di sana, Indra belajar bahasa Yunani dengan para nelayan tempatan. Di New York, mereka tinggal di sebuah apartment di Dakota, dekat dengan Central Park. Di situlah Indra diperkenalkan dengan adik Charles. Dia adalah Ruth Ford, bekas aktress, model, penulis, dan janda aktor Hollywood, Zachary Scott. Seperti Charles, Ruth pun langsung menyukai Indra.

Mereka lalu mengajak Indra menghadiri pesta-pesta. Tugasnya di acara-acara itu adalah mengambil foto Charles dan Ruth dengan teman-teman mereka, yang rata-rata adalah orang terkenal seperti Andy Warhol, John Lennon, dan Patti Smith. Foto-foto yang diambil Indra diabadikan dalam buku-buku fotografi karya Charles dan dipamerkan di sejumlah galeri di Manhattan. Lama kelamaan perhatian Indra mulai beralih dari Charles ke Ruth, yang sering sakit. Ruth menderita kebutaan dan gangguan pendengaran.

Ironisnya, Charles lebih dulu meninggal pada 2002. Di tahun-tahun terakhir hidup Ruth, Indra selalu singgah di apartemen Ruth. Padahal, dia sudah punya tempat tinggal sendiri di district Queens, New York, yang dia huni bersama istri dan anak-anaknya. Indra berkali-kali merelakan masa cuti bersama keluarganya hanya untuk membantu Ruth. Sebagai pembantu utama, Indra harus mengurus semua rutin atas nama Ruth, mengatur jadual pertemuan, mengurus surat-surat dan mengawasi rumah Ruth.

Tugas-tugas itu tetap dilakukannya meskipun Ruth sudah memiliki pembantu perempuan. Putri Ruth, Shelley Scott, sudah lama menyedari bahawa ibunya lebih rapat dengan Indra dibanding dirinya. Menurut pengacaranya, Arnie Herz, Shelly mengaku sejak kecil dia tidak pernah rapat dengan ibunya. Hubungan mereka terbatas. Sejak remaja, Shelley sudah dihantar ibunya ke asrama perempuan di sebuah sekolah elit. Ibunya jenis sosialis, bergaul dengan orang-orang kaya dan terkenal sahaja.

"Saya rasa Shelley tidak pernah dirawat langsung oleh ibunya, sebagaimana layaknya orang tua lain kepada anak-anak mereka,” kata Herz. Kini, masih menurut Herz, Shelley sudah merasa bahagia boleh hidup apa adanya tanpa harus terganggu dengan keputusan ibunya yang mewariskan seluruh hartanya kepada Indra. Indra sendiri merasa Charles dan Ruth lebih dari sekadar majikan. “Hubungan dengan mereka sudah menjadi persahabatan,” kata Indra. "Saya pun merasa tidak hanya menjadi pelayan. Ikatan kami lebih dalam dari itu.”

Itulah sebabnya ketika Charles dan Ruth meninggal, Indra mengadakan upacara kematian khas bagi mereka berdua menurut proses agama Buddha yang dia anut. Walaupun sudah menjadi orang berada, Indra mengaku tidak pernah melupakan kampung halamannya. Dia selalu teringat sebuah prinsip hidup orang Nepal,

Bila kita bekerja jujur dan mendapat kepercayaan dari orang lain, maka nasib baik akan menghampiri kita."

Indra Tamang

Indra Tamang di depan apartment yang diwarisinya

Sebuah sudut dari apartment Ruth di daerah elit New York yang diwariskan untuk Indra

Ruth Ford,di apartment New York

Tiada ulasan: